Embun pagi masih terasa mengigit di kulit. Perjalan pulang ke surabaya dari desa tercinta. Kota Jombang menjadi tempat untuk beristirahat sejenak. Melepaskan kepenatan setelah kesibukan yang terlalu di kota Surabaya. Setidaknya hijaunya sawah, gemericik air dan udara segar membuat nyaman pikiran. Rasanya masih kurang waktu untuk menikmati keindahan itu, hanya saja kesibukan yang masih terus menanti demi biaya pernikahan nanti... hahahhaahaa
Bersama sang adek tercinta, motor butut terus melaju ke arah surabaya. melewati mojoagung dan sejenak beristirahat di minimarket pinggir jalan di trowulan. Melihat palang bertuliskan candi brahu.
Bermodalkan 'goggle map' kamipun melaju mengikuti petunjuk yang ada.
Candi Brahu merupakan salah satu candi yang terletak di dalam kawasan situs arkeologi Trowulan, ibu kota Majapahit. Tepatnya, candi ini berada di Dukuh Jambu Mente,Trowulan, Kabupaten Mojokerto atau sekitar dua kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto-Jombang. dari jalan raya masuk kedalam gang. Sepanjang perjalanan masuk kedalam akan kita lihat rumah-rumah ala majapahit.
Akan sangat terasa seperti memasuki perkampungan majapahit. seolah kembali pada sejarah jaman dulu. Ikutin arah jalan dan disana juga ada petunjuk jalannnya. di ujung jalan nanti akan terlihat candi brahu yang besar.
Nama candi ini, yaitu 'brahu', diduga berasal dari kata wanaru atau warahu. Nama ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci yang disebut dalam Prasasti Alasantan. Prasasti tersebut ditemukan tak jauh dari Candi Brahu.
Candi Brahu dibangun dengan batu bata merah, menghadap ke arah barat dan berukuran panjang sekitar 22,5 m, dengan lebar 18 m, dan berketinggian 20 meter.
Candi Brahu dibangun dengan gaya dan kultur Budha. Diperkirakan, candi ini didirikan pada abad ke-15 Masehi meskipun masih terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini. Ada yang mengatakan bahwa candi ini berusia jauh lebih tua daripada candi-candi lain di sekitar Trowulan.
Dalam prasasti yang ditulis Mpu Sendok bertanggal 9 September 939 (861 Saka), Candi Brahu disebut merupakan tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja. Akan tetapi, dalam penelitian tak ada satu pakar pun yang berhasil menemukan bekas abu mayat dalam bilik candi. Hal ini diverifikasi setelah dilakukan pemugaran candi pada tahun 1990 hingga 1995.
Sebenarnya ini candi bisa buat piknik sih. Tapi kalo inget fungsinya jaman dulu kan bikin merinding..hiiii..buat pembakaran mayat gan. Tapi tetep keren lha buat foto prawed disini.. hihihi...
Comments
Post a Comment