tentang hujan


Rinai hujan membasahiku. Bulirnya jatuh seperti tetesan peluru yang berulang kali menembak dadaku. Terasa sesak hingga kakiku tak mampu beranjak.

Aku masih berada di sebuah taman yang sepi. Masih terduduk di sudut taman yang lenggang.tak beratap. Sendiri. Hanya berkawan dengan hujan. 

Basah, dingin dan sesak. Seakan mampu melukiskan perasaanku saat ini. Sesaat aku memandang langit yang hitam dan kelam. Tak ada cahaya sedikitpun disana.

Aku menghela nafas panjang.  Kecewa. Kualihkan pandanganku kesebelah kiri. Sungai. Tidak terlalu besar, tapi tidak juga terlalu kecil. Airnya tidak jernih dan banyak sampah disana. Tenang, hanya sesekali beriak karena tetesan hujan yang mulai mereda.

Terjebak dalam pikirku tentang aliran sungai ini. Akankah sampai ke laut? Bagaimana bisa sungai yang setenang ini bisa kesana? Yah, bisa saja. Asal ada jalannya. Tiba – tiba terlintas pertanyaan, ‘apa benar hidup itu seperti air?mengalir mengikuti arusnya?’

Comments