Selamat siang, kali ini aku mau update tentang
perjalanan anak-anak yang lagi galau ke gunung bromo. Kenapa disini aku sebut
galau? Karena ada yang abis patah hati, ada yang lagi kasmaran dan ada yang
merasa kurang piknik. Begitulah kira – kira yang terjadi saat itu. Hahahaha :D
Semua diawali dengan sms dari seseorang yang sedang
patah hati, sebut saja namanya BEJO. Si Bejo ini tiba-tiba sms dan ngajak si
ANDI ini ‘piknik’. Si Andi yang lagi kurang piknik, merasa itu adalah sebuah
kemajuan. Dan akhirnya setelah smsan pada jam 11.00 WIB, berangkatlah mereka
pada pukul 14.00 WIB. Tidak kurang dan tidak lebih. Dengan mengendarai motor,
si Bejo menjemput si Andi dan bertanya, “Mau kemana kita?” “Bromo” jawab Bejo. Si
Andi yang baru sekali ke Bromo kegirangan sekali dan langsung naik ke kursi
belakang. Mereka kemudian melajukan motornya untuk menjemputku dan beberapa teman lainnya.
Sejauh ini aku bicara tentang bromo, mungkin ada
yang belum tau Bromo itu apa? Sekilas akan aku jelasin tentang bromo, jadi
pantengin terus blog ini dan baca sampe
abis ^_^.
Bromo diambil dari bahasa
Sanskerta: Brahma,
yang merupakan salah seorang Dewa Utama dalam agama Hindu. Bromo ini adalah
sebuah nama gunung berapi aktif di Jawa Timur,
Indonesia.
Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada
dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten
Malang. Gunung Bromo terkenal sebagai obyek wisata utama di Jawa Timur.
Sebagai sebuah obyek wisata, Bromo menjadi menarik karena statusnya
sebagai gunung berapi yang masih aktif. Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
(source: https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Bromo).
Karena yang paling dekat dengan Surabaya adalah
Pasuruan, jadi kita lewat Pasuruan. Nah, ini pertama kali mereka ke Gunung
Bromo tanpa pemandu. Hanya mengandalkan ‘papan ijo’ penunjuk jalan kemana
mereka harus berjalan dan sesekali bertanya pada tukang becak yang ada di
sekitar jalan yang mereka lalui.
Hari itu mendung, 14 Mei 2014. Perjalanan mereka
tak terasa sudah setengah perjalanan. Melewati Kebun Raya Purwodadi, mereka
bertanya pada tukang becak disana arah yang benar. Karena tak pernah mereka
melewati jalan tersebut. Biasanya melewati jalur lain. Dan kata tukang becak, mereka
sudah pada arah yang benar, setelah melewati Kebun Raya Purwodadi, ada gang
nanti belok kiri. Lurus aja ngikuti jalan. Dan hijaunya dataran tinggi tak
terelakkan. Sambil menikmati pemandangan, sesekali berhenti untuk berfoto dan
tak terasa kabut semakin mengikuti perjalanan mereka. Takut tak akan tiba
sebelum gelap dan dinginnya udara pegunungan membuat mereka mempercepat laju
motor. Saat itu pukul 17.00 WIB, saat ketika kabut mulai naik. Dinginnya terasa
angat menggigit kulit. Mencari penginapan dan makanan kemudian ngopi. Kebiasaan
setiap malam yang tak selalu ada disaat mereka bersama, ngopi :D.
Dini hari pukul 02.00 WIB, mereka mulai bersiap –
siap untuk naik ke Puncak Penanjakan 1 Gunung Bromo. Puncak
Penanjakan 1 Gunung Bromo adalah salah satu lokasi atau tempat strategis (view
point) untuk melihat dan menikmati matahari terbit/Bromo Sunrise di gunung bromo. Penanjakan 1 atau lebih di kenal dengan Gunung
Penanjakan 1 memiliki Ketinggian 2.770M dpl. Puncak Penanjakan 1 Wisata Bromo menjadi tujuan utama para
wisatawan atau bagi para pengunjung untuk menyaksikan keindahan dari gunung
panajakan yang terkenal dengan sebutan “The
Famous Of Sunrise”.
Puncak Penanjakan 1 Gunung
Bromo masih
bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN-BTS) Jawa
Timur. Untuk sampai di tempat ini pengunjung dapat menyewa Jeep Bromo
jika dari arah desa Tumpang dan Cemoro Lawang, karena untuk mencapai Puncak
Gunung Penanjakan 1 Wisata bromo jalannya cukup sempit dan jalur yang cukup
ekstrim. Dan jika anda dari jalur Pasuruan untuk menuju Puncak
Penanjakan 1 gunung bromo ini anda bisa menggunakan Sepeda
Motor atau mobil pribadi. dengan catatan safety. Udah cukup safety? hehehehe..
Nyampe pananjakan sekitar pukul 03.00. sarapan dulu
sebelum perjalanan kembali dimulai. Pisang goreng dan teh hangat langsung masuk
perut pagi ini. Katanya biar gak kelaparan dan pingsan diperjalanan panjang
nanti. Diantaranya adalah menaiki tangga menuju penanjakan 1.
Dan setelah sampai diatas, seperti kata orang, ‘diatas
awan masih ada awan’, ternyata itu bukan hanya kata kiasan. Disini si Andi yang
kurang piknik menemukan arti kata itu sebenarnya.
Turun
penajakan sekitar pukul 09.00 WIB dilanjutkan memutari lautan pasir, tapi
fotonya minim dikarenakan perjalanan ini dadakan jadi foto-foto hanya
menggunakan kamera handphone, akibatnya hape lowbat seketika dan mati. Untung masih
sempat mengabadikan beberapa moment perjalanan kali ini.
Dan inilah semua yang ada dibalik layar kali ini. Terima
kasih atas perjalanan keluar kota tipis-tipis ini. 14-15 Mei 2015, dan ucapkan
selamat bertambah tua buat Dyon. Semoga makin tua makin bijaksana dalam segala
hal. ^o^
Comments
Post a Comment