Ini bukan suatu kisah yang bahagia atau pun kisah sedih. Hanya saja, suatu keadaan perasaan yang ingin segera dihapuskan namun bukan dihilangkan. Sejenak aku sempat berfikir, berhitung berapa banyak waktu yang terbuang sia-sia hanya untuk memikirkanmu. Yang tak bisa ku sangkal memori itu sangat dalam terbenam dalam otakku. Mungkin jika di telisik lebih dalam, ada jalur seperti sungai yang membawa arus dan berhulu ke kamu.
Memang tak mudah jika aku menginginkan semua itu akan berujung kepada sebuah persahabatan. Nyatanya, menjadi sahabat adalah opsi kedua dari hatiku. Karena yang pertama tetap inginkan kamu menjadi milikku.
Entah mengapa, berkomunikasi denganmu menjadi suatu alasan untukku setiap harinya bersemangat menjalani hidup dengan hati. Bergulirnya hari demi hari terasa begitu cepat, mungkin tak sekejap mata rasaku saat itu. Huft!
Terlalu rumit jika aku harus memperjelas semuanya tentangmu. Karna tak ada lagi pengibaratan yang bisa ku utarakan untuk memperjelas keadaan hatiku saat itu. Seketika aku seakan membeku dalam senyap.
Tak perlu kau hadir dan berada di dekatku. Hanya mendengar suaramu saja rasa itu seketika akan merasuk melalui ujung kaki hingga kepala. Terlebih lagi, saat namamu tersebut, wajahmu dengan senyum kelembutan akan langsung terlintas dalam pikiranku tanpa harus di ingat. Belum lagi dengan sapaan indah dari bibirmu saat kau sebut namaku. Indah sungguh indah. Sstt… jangan katakan pada yang lain. Karena hanya aku yang bisa merasakan.
Namun, semakin hari semakin jauh saja jarak antara kita. Aku sampai kehabisan daya untuk tetap mempertahankanmu. Sulit. Dan, tak bisa ku paksakan semua keadaan pada dirimu. Yang hanya ku bisa perbuat saat ini hanyalah membuat langkah kaki, langkah kaki pertamaku manjauh dari bayangmu.
Meskipun sulit, akan ku usahakan perlahan tanpa harus aku meminta alzheimer merusak memori tentang kamu dalam otakku. Dan berharap, semoga embun di esok pagi perlahan membawa memori tentangmu ke udara atau ke tanah sekalipun. Sehingga, meskipun memori itu tak bersemayam lagi di pikiranku. Tapi, indahnya dapat ku rasakan kembali di setiap harinya.
Comments
Post a Comment