Menunggumu yang tak akan kembali


Terkadang aku merasa lelah dengan semua ini. Kenapa aku harus menjadi wanita yang menunggu? Menunggu kapan kepastian itu datang, menunggu kapan hal yang indah itu datang. Beberapa orang berkata “tunggulah, akan indah pada saatnya”, lalu kapan saatnya itu datang? apa ketika aku sudah mulai putus asa dengan semua nya lalu hanya mampu berserah diri?


Terkadang aku menjadi wanita dengan penuh khayalan, berkhayal jika suatu saat nanti aku bisa memilikimu dan bersama denganmu. Tetapi itu semua hanya menjadi khayalan yang entah akan berujung pada kenyataan atau tetap menjadi khayalan semu.

Terkadang aku menjadi teman yang menyebalkan, berbohong pada temanku, membatalkan janjiku dengan mereka, hanya agar aku bisa bertemu denganmu. Ketika kamu mengajakku untuk pergi, ketika itu pula aku membatalkan janjiku dengan teman-temanku lainnya. Aku bersyukur ketika pada akhirnya waktu memberikanku kesempatan untuk lebih dekat denganmu. Entah sejak kapan, aku tidak ingin melewatinya bahkan seditik. Bisa dekat denganmu adalah hal yang aku inginkan, walaupun baru hanya sekedar dekat dan belum memilikimu. Berada didekatmu membuat khayalan itu semakin tinggi “jika saat ini aku sudah bisa dekat denganmu, mungkinkah suatu saat nanti kamu bisa menjadi milikku?”.

Terkadang aku menjadi seseorang yang sombong. Aku merasa hanya aku yang selalu ada disampingmu, karena kita selalu bersama. Namun aku kembali berpikir, “apa benar seperti itu? Jika benar, lalu kamu menunggu apa lagi?”. Tak lama aku menemukan jawabannya. Kamu yang ingin memantaskan diri, mencari pekerjaan yang mapan, mampu dalam hal financial. Meskipun untukku hal itu tak terlalu mengganggu. Tapi jika itu inginmu, apa aku harus berkata tidak? toh itu juga demi kebaikanmu.

Terkadang aku berdoa yang terbaik untukmu dan untukku, agar aku dan kamu menjadi kita. Kubiarkan waktu berlalu, kulepaskan semua egoku untuk selalu disampingmu. Karena ketika kamu fokus pada tujuanmu, itu akan menjadi duniamu. Namun sepertinya aku keterusan untuk membiarkanmu berada dalam duniamu dan tak mampu kugapai lagi. Hingga aku tak mendapatimu hadir dalam hidupku.

Terkadang aku terlalu bodoh, membiarkamu seperti itu. Namun rasa percayaku padamu mengalahkan semuanya. Aku percaya kamu nantinya akan kembali padaku. Aku menunggumu. Berharap setelah kau mencapai semua tujuanmu, kau akan kembali disampingku, bersamaku, hingga aku dan kamu menjadi kita. Namun sekarang aku tahu bahwa percaya adalah hal yang bodoh. Menunggumu adalah hal yang sia-sia. Kamu telah bersamanya, dan aku baru tahu saat dia melahirkan buah hati kalian, sedangkan aku disini seperti orang bodoh yang masih menunggumu. Apa yang kuharapkan? Aku tak berharap banyak. Aku hanya berharap kau bahagia dengan pilihan hidupmu. Dan aku akan memulai menata hidupku kembali tanpamu dalam duniaku.

Comments