Isi hatiku dan hatimu






Kau adalah kumpulan doa-doa yang paling aku cintai.
Tumpukan rasa rindu yang tak bisa di ungkapkan dengan kata,

hanya bisa di ungkapkan dengan doa.
Aku bisa apa selain mendoakanmu?
Doaku adalah cintaku dan cintaku adalah diamku.
Biarlah ini menjadi rahasiaku dengan-Nya.
 
Dalam diammu, aku justru lancar membaca kata-katamu. 
Semakin engkau diam, bacaanku semakin lancar. 
Kata-kata tumpah ruah setiap kutatap matamu dalam diam.
Teruslah diam, biar kuselesaikan membaca semua kata,
 yang kau rahasiakan dalam diam. 
Dan semua rahasiamu akan kusimpan.
Hingga kelak kau kembali mengajakku berkata-kata. 
Menanyakan tentang rahasia itu.
Rahasiamu...
Tapi yang kubaca sebenarnya hanyalah paragraf yang ingin kubaca. 
Setiap kata dalam diammu adalah semu untukku. 
Dan kata itu tak kan menjadi nyata,
 sampai kau tak tanyakan rahasia itu padaku. 
Rahasiamu..
 
 
Untuk saat ini aku belum pantas kau cintai. 
Aku masih menjadi prajurit yang tak bernama,
 tidak sekuat kesatria, tidak semenawan pangeran. 
Ya, aku masih seorang prajurit, 
prajurit yang sedang berjuang di medan perang.
Saat ini, cinta diam sama dengan cinta dalam hati. 
Cinta dalam hati sama dengan cinta tak harus memiliki. 
Aku tidak bisa memiliki fisik, aku cuma bisa menjaga jasadmu melalui doa. 
Aku selalu berdoa, semoga Dia selalu menjaga cinta ini. 
Walaupun aku tak bisa beri apa-apa, 
yang aku bisa lakukan hanya mengaminkan apa yang kau doakan.
 
Cinta dalam diam itu indah, jika aq bisa membaca diammu. 
Kau hanya bisa menjagaku dalam doa, 
jika Yang Maha membalikkan hati 'menotis' doamu. 
Bukankah selain doa juga harus berusaha? 
Bukan untuk menjadi ksatria, pangeran ataupun apapun itu. 
Hanya menjadi dirimu yang sedang menceritakan rahasiamu padaku. 
Karena aku hanya bisa membaca diammu dalam semu. 
Pada nyatanya, cinta dalam diam itu seperti pisau, 
yang siap menusuk siapa saja termasuk pemiliknya.
Aku hanya tak ingin kau tersakiti olehnya...
 
 
 


Comments