Tauhkah kamu ada nama yang selalu kujaga, ada hati yang tak mau pergi, dan ada wanita yang mencinta kepada pria yang disana?? Pria yang dikenalnya sejak lama. Pria yang tak asing karena terlalu sering disampingku. Pria yang hari-harinya kutahu, karena harimu dan hariku satu.
Entah mengapa rasa ini berbuah, tak terduga dan membuat aku lelah. Lelah,
saat aku harus biasa di depan kamu yang mencintai dia. Lelah, ketika aku hanya
mampu berdiri disini tak bisa lebih karena terpenjarakan oleh persahabatan.
Lelah, karena terlampau nyaman dalam ruang pengharapan yang dihiasi angan-angan
yang akupun tak tahu apakah itu akan menjadi kenyataan.
Aku sadar bahwa kita hanya berteman dan kamu pun mengakui itu. Tapi, kalau
boleh aku utarakan, ada rasa yang akupun tak mengerti datang darimana.
Menyelinap masuk bersama hari-hari biasa yang kita lalui. Bahkan aku tak dapat
mengerti kenapa itu bisa terjadi. Seperti pencuri yang datang perlahan tapi
pasti.
Kamulah pencuri yang selalu aku nanti, yang kehadirannya selalu aku ingini.
Namun, entah mengapa ada bagian dari diriku yang nyaman akan itu. Di sisi lain
akupun tahu kita tak bisa melangkah lebih jauh. Seakan kakiku kaku membatu,
merangkak sajapun tak mampu.
Asal kamu tahu, sudah berbagai cara kucoba untuk menyadarkan hati yang tetap
saja mencinta. Mungkin kamu tak pernah merasa bagaimana gelisahnya menyangkal
cinta yang ada. Menganggap semua biasa-biasa, memungkiri kerinduan yang
merajalela.
Tapi tahukah kamu? Semua usaha terasa sia-sia, cinta tetap saja berkuasa menari
kesana-kemari dalam satu tempat yang bernama hati. Jadi, aku hanya bisa
berkata, “Maaf, aku sudah berusaha menghalau cinta tapi aku tetap tak berdaya.”
Tidak tahukah kamu betapa aku menahan diriku setiap kali kita bertemu,
setiap kali kamu memandangku. Aku menahan diri untuk selalu memandangmu,
berusaha keras menikmati tatapanmu, dan menyembunyikan semua kenyataan di
hatiku.
Didepanmu aku hanya berpura-pura bertahan, dari ganasnya kecemburuan, dari
cinta yang membisu. Ingin rasanya aku berteriak di depanmu dan mengatakan aku
mencintaimu. Tapi aku tidak bisa mengutarakan perasaanku yang sebenarnya. Aku
hanya dapat berharap kau akan mengetahuinya. suatu hari nanti.
Entah sampai kapan aku memendam rasa itu. Rasa cinta yang tak pernah
menjauh. Dapatkah kamu dengar itu? Bahwa hatiku memberitahu aku mencintaimu?
Bisakah kamu dengar itu? Ada hati disini, yang menanti kamu membukanya.
Sadarkah kamu disini? Ada perempuan yang tak mampu mengungkapkan perasaan yang
sesungguhnya. Bisakah kau dengar itu?
Pada akhirnya aku pun sadar, cinta yang kupunya bukan untuk kamu tahu. Dia
masih saja bersembunyi rapi dan selalu terpaut padamu.
-Surabaya, 9 Februari 2018-
Comments
Post a Comment