Lihat judulnya aja udah jauh dari tema yang
biasanya aku bahas di blog ini. Blog yang biasanya berisi tentang "kata -
kata galau" ini, kali ini akan membahas tentang mental disorder. Yes, mental
disorder..but why? Ada apa gerangan tiba
– tiba aku menuliskan ini disini?
Bermula beberapa
hari lalu, aku diajak salah seorang sahabat ke sebuah rumah sakit umum di
Surabaya. Disana ternyata sahabatku telah membuat janji untuk bertemu dengan
seorang psikiater. “Kenapa? Apa yang salah?” seketika terbesit pertanyaan –
pertanyaan seperti itu dalam benakku. “Why?” tanyaku pada akhirnya di ruang
tunggu pasien. Dia hanya tersenyum memamerkan giginya yang rata. “Udah, kamu
ikut aja, ntar juga tahu”. Oke saya tunggu hingga saat itu datang.
Tak lama setelah
itu, kami masuk kedalam sebuah ruangan. Ruangan biasa, ruang konsultasi pasien.
Disana sahabatku mulai memperkenalkanku pada seorang dengan jas putih itu.
Well, disana kita hanya “mengobrol”? entahlah, aku masih tak tahu alasan kami
kemari. Setelah lebih kurang satu jam, kami keluar dari ruangan tersebut.
Melihat wajahku yang penuh tanda tanya, akhirnya
sahabatku menceritakan semua hal secara mendetail. Kagetnya aku mengetahui hal
sebenarnya itu. Karena bagiku ini adalah hal tabu dan baru pertama bagiku. But,
i really appreciate her. Dia bisa bercerita tentang hal ini padaku dan
memperbolehkanku untuk membuka hal ini dalam blogku ini, walaupun aku bukan
termasuk dalam salah satu list di Kartu Keluarga nya.. ^_^.
Sebenarnya apa sih mental disorder itu? Bagaimana gejalanya?
Apa begitu penting untuk dibahas? Menurutku hal ini penting untuk dibahas. Seharusnya
sejak sekolah, guru BP harusnya ngajar ini. Kenapa? Karena beberapa hal yang
sering kita alami ada dalam list gejalanya. Tidak masalah bila orang
disekitarnya menyadari, mau menerima, dan membantu..tapi beda soal bila orang
disekitarnya tidak menyadari, tidak membantu bahkan menjauhinya. Hal tersebut
akan menjadi sangat berbahaya bagi penderita. Mereka adalah orang yang
seharusnya kita lebih perhatikan, yang mereka butuhkan adalah dukungan keluarga, sosial, dan masyarakat. Oleh
karena itu hal yang sangat menarik dibahas di sekolah, setidaknya mengetahui
sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali.
Well, kita mulai dengan arti dari mental disorder.
Apa sih mental disorder?
Mental Disorder atau Gangguan Jiwa
merupakan sindrom atau pola perilaku, atau psikologik seseorang yang secara
klinik cukup bermakna, dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala
penderitaan atau gangguan didalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia.
Sebagai tambahan, disimpulkan bahwa disfungsi itu adalah disfungsi dalam segi
perilaku, psikologik atau biologik, dan gangguan itu tidak semata-mata terletak
didalam hubungan antara orang dengan masyarakat (Rusdi Maslim, 1998).
Gangguan ini ada bermacam – macam. Aku ambil
beberapa contohnya:
Gangguan kecemasan
Contohnya gangguan kecemasan umum, gangguan kecemasan sosial, fobia, dan panik. Orang
yang menderita gangguan kecemasan biasanya takut pada benda atau situasi tertentu. Hal
tersebut bisa dilihat dari banyaknya keringat yang keluar, detak jantung yang
cepat, merasa pusing, susah berkonsentrasi atau tidur, dan merasa cemas serta
khawatir.
Gangguan kepribadian
Seseorang dengan gangguan kepribadian memiliki
pola pikir, perasaan, atau perilaku yang sangat berbeda dengan kebanyakan orang
lain. Jenis gangguan kepribadian dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu:
- Tipe eksentrik atau aneh, seperti gangguan kepribadian
paranoid, skizoid, skizotipal, dan antisosial.
- Tipe dramatis atau emosional, seperti gangguan kepribadian narsistik, histrionik, dan ambang (borderline).
- Tipe dramatis atau emosional, seperti gangguan kepribadian narsistik, histrionik, dan ambang (borderline).
- Tipe cemas dan takut, seperti gangguan kepribadian
obsesif kompulsif, menghindar (avoidant),
dan dependen.
Gangguan psikotik
Gangguan psikotik merupakan
gangguan jiwa parah yang menyebabkan munculnya pemikiran dan persepsi yang
tidak normal, misalnya penyakit skizofrenia. Ciri-ciri
dari gangguan psikotik adalah mendengar, melihat, atau merasakan sesuatu yang
tidak ada (halusinasi) serta memercayai hal-hal yang sebenarnya tidak terjadi
(delusi).
Gangguan suasana hati
Apakah kamu suka merasa
sedih yang teramat sangat? Atau justru mengalami perasaan yang bergantian
antara sangat sedih dan sangat bahagia? Hal itu termasuk dalam kelainan suasana
hati atau kelainan afektif. Jenis gangguan yang paling umum dari kelainan ini
antara lain adalah depresi, gangguan bipolar dan
gangguan siklotimik.
Gangguan makan
Gangguan makan adalah penyakit serius dan sering kali fatal di mana terdapat gangguan parah pada perilaku makan seseorang. Contoh dari gangguan makan adalah anoreksia nervosa (menganggap diri sendiri kelebihan berat badan padahal tidak), bulimia nervosa (makan dalam jumlah besar kemudian dikeluarkan secara paksa misalnya dengan muntah), dan binge-eating atau makan berlebihan.
Gangguan makan adalah penyakit serius dan sering kali fatal di mana terdapat gangguan parah pada perilaku makan seseorang. Contoh dari gangguan makan adalah anoreksia nervosa (menganggap diri sendiri kelebihan berat badan padahal tidak), bulimia nervosa (makan dalam jumlah besar kemudian dikeluarkan secara paksa misalnya dengan muntah), dan binge-eating atau makan berlebihan.
Gangguan pengendalian impuls dan kecanduan
Orang dengan gangguan
pengendalian impuls tidak dapat menahan dorongan untuk melakukan tindakan yang
dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain, misalnya berjudi kompulsif,
kleptomania (mencuri), dan pyromania (menyulut kebakaran). Sedangkan kecanduan
biasanya terhadap alkohol dan obat-obatan, namun bisa juga kecanduan pada
aktivitas tertentu seperti seks atau belanja.
Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
Gangguan kronis yang satu
ini ditandai dengan adanya pikiran dan obsesi yang tidak terkendali akan
sesuatu, sehingga mendorong seseorang melakukannya secara berulang-ulang.
Contohnya, memiliki ketakutan yang tidak masuk akal terhadap kuman hingga
terus-menerus mencuci tangan.
Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
PTSD dapat berkembang setelah
seseorang mengalami kejadian traumatis dan/atau mengerikan, seperti pelecehan
seksual atau fisik, kematian tak terduga dari orang yang dicintai, atau bencana
alam. Pikiran atau kenangan yang tidak menyenangkan tersebut tidak bisa hilang
dan biasanya penderita PTSD cenderung mati rasa secara emosional.
Macam-macam
gangguan jiwa bisa memburuk jika tidak ditangani. Penderita gangguan mental
berpotensi menyakiti dirinya sendiri atau orang lain jika masalah kesehatannya
ini tidak ditangani. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal kemungkinan
menderita gangguan jiwa, segeralah mencari bantuan pada dokter spesialis
kejiwaan atau psikiater. Mereka dapat memeriksa tanda-tanda gangguan jiwa dan
membantu pengobatan jika diperlukan. Untuk lebih jelas tentang gejalanya, bisa
search di mbah gugel, atau baca bukunya di perpustakaan.
Semoga tulisan
ini bisa sedikit membantu. Tengkyu buat sahabatku yang udah ngajak aku, dan
salah satu sahabatku yang bukan di jurusan psikologi,tapi bisa jawab, selalu
tahan dan ada disaat aku bertanya ini itu tentang hal ini.. ^_^
Comments
Post a Comment