Hai, Mas Mantan..
Saat ini
mungkin hanya dengan tulisan ini aku bisa menyapamu… aku tidak tahu lagi
bagaimana kabarmu. Apakah senyummu masih sama? Senyum yang dulu selalu
menenangkanku. Dulu saat aku kehilangan arah, kamulah yang selalu menjadi arah
tujuanku pulang.
Masih ingatkah
kamu tentang mimpi yang pernah kita rangkai berdua? Masih adakah aku di salah
satu ruang kepalamu? Masih pernahkah kau pergi ke tempat yang sering kita
datangi tiap kamu pulang? Masihkah ada perasaan yang orang sebut "rindu"?
Aku masih
ingat betul hal apa yang harus memisahkan kita berdua dulu. Saat itu terjadi
aku bagaikan kapal yang terombang – ambing di samudra luas yang seketika
kehilangan arah. Tetapi waktu memang benar dapat menyembuhkan lukaku. Saat ini
aku telah terbiasa mendengar namamu bahkan melihat status dari keluargamu. Dulu
saat semua mimpi yang telah aku percaya hancur segala hal tentangmu sungguh
menyesakkan dada. Tapi saat ini aku mulai terbiasa.
Kamu memang
yang pertama, tapi kamu yang memberiku luka cukup parah. Tapi tenanglah sayang,
aku bukanlah pendendam karna kini telah kuikhlaskan segalanya. Dan yang tak
pernah berubah adalah doaku masih sama selalu menyertaimu. Aku selalu meminta
agar kau tetap selalu bahagia dengan siapapun. Karena dulu kau telah memberiku
berjuta kebahagiaan yang masih bisa kukenang.
Terima kasih,
mas...semoga hidupmu lebih bahagia..
Comments
Post a Comment