Kamu..
Kamu yang selalu ada disisiku. Kamu yang selalu menjagaku. Kamu
yang selalu menopangku saat aku terjatuh. Kamu yang selalu menurutiku. Kamu yang
selalu berbeda pendapat denganku. Kamu yang selalu bertengkar denganku. Kamu
yang menguatkanku. Dan kamu adalah orang pertama yang bilang bahwa aku adalah
prioritasmu, setelah bapak dan ibuku.
Aku...
Aku yang tak pernah berpikir panjang. Aku yang terlalu
mengandalkanmu. Aku yang bisa bercerita apapun padamu. Aku yang tak pernah terbuka dengan perasaanku. Aku
yang egois. Aku yang bodoh. Aku yang ingin kamu selalu disisiku. Aku yang ingin
menjadi satu-satunya untukmu.
Aku dan kamu..
Aku dan kamu bukan kita. Aku dan kamu hanya ‘aku’ dan ‘kamu’.
Sesaat aku ingin, aku dan kamu menjadi kita. Tapi pada kenyataannya, aku dan
kamu akan tetap menjadi ‘aku’ dan ‘kamu’. Sudah kupastikan padamu, beberapa
kali kutanyakan itu. Dan kamu tetap berkata, ‘aku dan kamu’, hanya ‘aku’ dan ‘kamu’.
Jogja..
Jogja dimataku jaman SMA. Jogja itu keren. Jogja tempatku
bisa berekspresi. Jogja buatku adalah kota kenangan. Jogja bagiku sangat
romantis. Di kota Jogja, aku berharap..bisa ketempat ini bersama kamu yang akan
menjadi milikku. Jogja tempat ku mematri beberapa tempat,
‘Ah, aku akan kesini lagi bersama dia, yang mengisi hariku
nanti.’
ogja dimataku saat ini. Masih menjadi tempat romantis. Masih
sering kesini sendiri ataupun bersama teman perempuan. Masih menjadi tempat
yang penuh kenangan. Setiap jalannya memiliki cerita masing-masing. Dari Sleman,
Bantul, ataupun gang – gang di malioboro.
Aku kembali ke jogja hari ini. Bersama dengan seseorang yang
sangat tidak kuduga. Beberapa hal bodoh tetap kulakukan. Berpikiran pendek
masih juga. Kikuk, pada akhirnya. Ditempat itu, di tempat aku mematri inginku,
aku kembali. Bukan dengan Asti ataupun Cecik, sahabatku, tapi dengan kamu.
Anggapan..
Aku tak pernah tau anggapanmu tentangku apa. Hanya aku yang
akan menuliskan anggapanku padamu. Hari ini, aku bersyukur, memiliki seseorang
sepertimu dalam hidupku. Walapun hanya saat ini, aku bersyukur beberapa
kenangan indah setidaknya terekam dalam memoriku. Meskipun kamu mungkin
menganggapnya biasa saja. Awalnya aku mengira akan bisa biasa saja, tapi
tenyata hatiku berbeda. Entah perasaan apa ini, yang seharusnya tak boleh ada. Aku
menikmati setiap detik bersamamu. Aku tak marah, kala kita berdebat. Aku yang
ingin kamu baik-baik saja. Olehnya, kutanyakan padamu, dan kau jawab dengan
tegas tentang aku dan kamu adalah ‘aku’ dan ‘kamu’.
Egois..
Aku memang wanita yang egois. Aku tetap menginganmu. Meskipun
tahu ada dia yang selalu kamu inginkan. Aku yang egois yang masih menginganmu. Walaupun
aku tahu kamu bukan untukku. Aku yang egois tetap ingin aku dan kamu menjadi
kita. walaupun aku tahu aku dan kamu tak akan menjadi kita. Tapi aku tetap
ingin menjaga aku dan kamu tetap menjadi ‘aku’ dan ‘kamu’ sesuai inginmu.
Syukur..
Setidaknya aku bersyukur telah mengenalmu. Setidaknya aku
bersyukur selalu ada kamu disampingku. Setidaknya aku bersyukur Tuhan dengan
caranya membuatku jatuh hati padamu. Setidaknya aku bersyukur kamu yang selalu
menurutiku. Setidaknya aku bersyukur kamu pernah menjadi satu bagian yang tak
terelakkan dalam hidupku.
Terima kasih, Senja telah menuliskan kisahku.
-Jogja, 20 April 2019 -
Comments
Post a Comment