"Jogja With Us" Part 2



kalo kemarin nulis jogja with us part 1, sekarang lanjutannya nih...
masih pengen nulis petualangan q kali ini bersama 3 sahabat q di jogjakarta... check this out.. ^_^

Kalo kemarin aq nulis tentang candi ratu boko, sekarang aku akan nulis tentang tempat pemberhentian selanjutnya adalah candi SOJIWAN. Hmm..rasanya candi ini baru denger ya?? si Asti sama Rudi aja baru denger kalo ada candi sojiwan di daerah sana. Hahaha…

Candi ini masih berada di arah ke candi ratu boko. Candi ini adalah candi kecil dan tersembungyi, makanya masih banyak turis kayak kita gini (cie turiss…hahhaa) yang belum tau persisnya. Sebenarnya candi ini letaknya tak jauh dari Candi Prambanan, kalau jalan kaki mungkin hanya sekitar setengah jam, namun memang candi ini baru selesai dipugar pada tahun 2011, masih sangat baru dibanding candi-candi lainnya. Yang paling menarik adalah bentuk candi ini mirip Candi Prambanan, tinggi dengan bentukan seperti piramid diatasnya, namun bagian atasnya berupa stupa-stupa mirip yang ada di Candi Borobudur. 

Sebenarnya jalan ke candi ini cukup mudah, hanya saja lokasinya yang tersembunyi di balik perkampungan menjadikan candi ini tidak terlihat dari jalan raya. Kalau dari arah Jogja, setelah bertemu pertigaan besar dengan lampu merah di depan Candi Prambanan, tinggal belok kanan dan melewati Pasar Prambanan. Setelah lewat pasar, terus melintasi rel kereta api, kemudian lurus terus hingga menemukan toko keramik besar di kiri jalan. Persis setelah toko keramik, belok kiri memasuki jalan yang agak kecil namun tetap beraspal dan cukup untuk mobil, tinggal lurus terus hingga mentok di pertigaan. Setelah mentok, belok kiri. Di pertigaan ini ada petunjuk belok kanan kalau hendak ke Sumberwatu belok kiri, lurus terus hingga menemukan pertigaan jalan aspal. Setelah bertemu pertigaan, belok kanan dan menyusuri jalan ini hingga bertemu kompleks Candi Sojiwan di kanan jalan.

Candi ini terletak dalam kompleks yang cukup luas dengan taman yang asri dan terpelihara rapi. Ternyata memang kompleks ini baru diresmikan setelah dipugar ulang pada bulan Desember 2011 oleh Mendikbud Mohammad Nuh. Awalnya candi ini hanya berupa bangunan setengah jadi  yang terlihat seperti tumpukan batu saja. Mulai tahun 1996, candi ini direkonstruksi, namun malah runtuh gara-gara gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta dan sekitaranya pada bulan Mei 2006. Setelah gempa, candi ini dibongkar ulang untuk kembali direkonstruksi hingga berbentuk seperti sekarang. Kompleks candi ini terletak di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Untuk memasuki candi ini, Anda cukup mengisi buku tamu dan membayar seikhlasnya. Saran saya, bayarlah paling tidak 5000 per orang seperti tarif masuk candi-candi lainnya.

Candi Sojiwan adalah monumen dari jaman Dinasti Mataram Kuno abad VIII – X yang dibangun oleh Raja Balitung sebagai bentuk penghormatan untuk neneknya Nini Haji Rakryan Sanjiwana yang beragama Budha. Relief di kaki Candi Sojiwan memuat ajaran moral agama Budha dalam bentuk cerita binatang atau fabel. Di antara relief ini ada relief yang menggambarkan seekor kera yang menyiasati buaya sehingga bisa menyeberang sungai, mungkin mirip dengan cerita kancil yang kita kenal. Ada juga relief yang menggambarkan perlombaan antara garuda dan kura-kura.
Di sebelah bangunan utama Candi Sojiwan terdapat dua deret struktur Candi Perwara Stupa. Salah satu candi ini telah direkonstruksi dengan bentuk stupa yang lebih langsing dibanding stupa Candi Borobudur. Selain itu, stupa ini berbentuk padat, tidak berisi patung Budha seperti stupa Candi Borobudur. Ada pula struktur parit keliling di sekitar Candi Sojiwan. Pengunjung juga bisa menyaksikan tumpukan batu-batu purbakala yang belum bisa direkonstruksi.
Seperti dijelaskan di awal, Candi Sojiwan sendiri berbentuk unik dengan perpaduan bangunan Candi Prambanan dengan puncak Stupa Candi Borobudur. Candi ini cukup besar bila dibanding candi-candi lain di sekitar Candi Prambanan. Di depan candi ini terdapat bangunan seperti gapura yang umum terdapat di candi-candi lain. Di dalam candi ini hanya ada satu ruangan kosong, mungkin dulunya hanya digunakan untuk sembahyang dan menaruh sesaji. Kalau diperhatikan dengan seksama, banyak batu-batu candi yang masih baru menandakan banyak bagian candi yang merupakan hasil rekonstruksi. Namun hal ini justru mempercantik bangunan candi, tentu dengan tetap memperhatikan bentuk aslinya karena rekonstruksi ini tentunya hasil studi para ahli di bidang arkeologi.
kompleks candi ini cukup cantik karena tamannya rapi dan bersih, melengkapi bangunan candi yang unik. Selain itu, candi ini sendiri diapit sawah-sawah sehingga menambah keasrian lingkungan sekitarnya. Cocok sebagai obyek fotografi maupun lokasi foto prewedding dan foto model. Apalagi candi ini masih relatif sepi sehingga Anda tidak banyak terganggu pengunjung lain. Jadi, jangan lupa sempatkan mengagumi candi kecil nan unik ini jika berkunjung ke Yogyakarta. ^o^
Lanjut petualangan esok hari di jogja with us part 3 ya…. ^o^

Comments